Portal berita dari seluruh Indonesia dan Terkini

Sabtu, 31 Desember 2016

Pengrajin Kayu Jati Mulai Kesulitan Bahan

Reporter : Bima Rahmat



suarabojonegoro.com - Menyusuri Jalan Brigadir Jenderal Sutoyo di Kelurahan Sukorejo, Kecamatan Kota Bojonegoro sungguh mengesankan. Tangan-tangan terampil telaten memahat, mengukir, dan menghaluskan aneka kerajinan meubel dan ukir-ukiran dari kayu jati yang terkenal bagus kualitasnya itu.

Jalan Letda Mustajab hanya jalan  perkampungan di tengah Kota Bojonegoro. Namun, melintas di jalan itu akan mudah ditemui para perajin meubel dan ukir-ukiran kayu jati selalu sibuk bekerja. Riuh rendah suara pemotongan kayu jati, suara penggergajian kayu, dan tangan yang cekatan dan terampil menghaluskan kayu.

H. Askan (50), salah seorang perajin kayu jati menuturkan, tradisi membuat kerajinan meubel dan ukir-ukiran kayu
jati itu telah berlangsung turun-temurun. Saya menggeluti usaha ukir kayu ini sudah turun temurun,” ujarnya.

Kerajinan meubel dan ukir-ukiran kayu jati Bojonegoro bukan hanya dikenal karena bentuk atau modelnya saja tapi juga karena kualitas bahan bakunya yang bagus. dan Kualitas kayu jati asal Bojonegoro selama ini tidak ada yang menandingi.

Kayu jati yang dihasilkan dari daerah hutan di Bojonegoro berwarna merah bata, seratnya rata, kering, padat, dan kuat. Kayu jati itu bila dipakai sebagai bahan baku lemari, bufet, kusen, dan dipan atau kerajinan yang lainnya,akan tahan lama hingga puluhan tahun.

Namun, kata Askan, akhir-akhir ini mencari bahan baku kayu jati agak sulit. Perajin biasanya membeli bahan baku kayu jati itu dari tempat penimbunan kayu jati milik Perhutani.

"Tetapi, harga bahan baku kayu jati itu kini sudah melambung. Cari bahan baku kayu jati yang super sekarang sulit ngak seperti yang dulu,kalaupun ada harganya super mahal,” katanya.

Namun, bahan baku yang sulit itu tidak membuat para perajin menyerah. Mereka sepertinya sudah terbiasa ditempa pengalaman pasang surut menggeluti usaha kerajinan itu.

Askan mengatakan, permintaan produk kerajinan kayu jati asal Bojonegoro hingga kini masih tetap tinggi. Kalau dulu, kata dia, produk kerajinan yang banyak diminati itu adalah produk meubel seperti lemari, bufet, atau dipan.Namun, saat ini produk kerajinan yang diminati banyak berupa kusen atau kerajinan berupa ukir-ukiran.

Produk kerajinan meubel itu harganya beragam. Misalnya, produk lemari dipasarkan seharga Rp3,5 juta hingga Rp15 juta. Satu set bufet dipasarkan
mulai harga Rp3 juta hingga Rp8 juta. Sementara, produk kusen dipasarkan seharga Rp700 ribu hingga Rp1 juta.

Pemasaran Produk kerajinan ini cukup luas hingga di luar jawa. “Saya paling sering mengirim produk meubel dan ukir-ukiran ke Bandung,Jakarta,Surabaya,Malang,dll,” ucap Askan.

Sentral kerajinan kayu jati di Kelurahan Sukorejo itu juga memberikan banyak lapangan kerja bagi warga Bojonegoro. Anak-anak muda banyak yang bekerja sebagai tukang gosok meubel, sementara mereka yang sudah berpengalaman biasa menjadi tukang. (Bim/Red)

from SuaraBojonegoro.Com | Bojonegoro Online Portal & News | Kabar Lokal Untuk Nasional http://ift.tt/2hCnyuW

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Pengrajin Kayu Jati Mulai Kesulitan Bahan

0 komentar:

Posting Komentar