Reporter : Lina Nur Hidayah
suarabojonegoro.com - Pada tahun ini Dinas Pertanian Bojonegoro (Disperta) mengklaim sekitar 1200 hektar lahan padi diserang wereng, dari 71 ribu hektar tanaman padi yang ada. Sehingga memasuki musim panen raya ini banyak petani yang mengeluh akibat tanaman padi mereka diserang wereng.
Djupari Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro mengungkapkan bahwa 1.200 hektar lahan yang diserang wereng tersebut hanya merupakan serangan awal saja dan 10 hektar lahan terjadi puso. Rabu (1/2/17).
“10 hektar Puso terjadi di 8 desa di Kecamatan Kasiman, serangan hama penyebarannya tidak merata namun menyerang didaerah sentral, “Ungkap Djupari.
Serangan hama wereng terjadi dikecamatan Dander, Kepohbaru, Sukosewu, Sumberrejo, Kapas dan Baureno. Akibat dari adanya serangan tersebut menyebabkan panen petani berkurang, biasanya dalam 1 hektar lahan padi mampu menghasilkan 7 sampai 9 ton sekarang menjadi 6,5 ton saja.
“Kami memberikan pengobatan dan gerakan pemberantasan tanda-tanda serangan wereng agar dapat meminimalizir angka kerugian akibat wereng, “Tambah Kadin Disperta Bojonegoro.
Pihaknya menambahkan faktor utama penyebab munculnya wereng adalah cuaca yang tak menentu, hujan yang terus menerus dan tanam padi sebanyak 3 kali.
“Padahal seharusnya padi, padi dan palawija namun kemarin petani menanam padi 3 kali jadi berpengaruh pada penyebaran wereng, “Ungkapnya. (lin/red)
Djupari Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro mengungkapkan bahwa 1.200 hektar lahan yang diserang wereng tersebut hanya merupakan serangan awal saja dan 10 hektar lahan terjadi puso. Rabu (1/2/17).
“10 hektar Puso terjadi di 8 desa di Kecamatan Kasiman, serangan hama penyebarannya tidak merata namun menyerang didaerah sentral, “Ungkap Djupari.
Serangan hama wereng terjadi dikecamatan Dander, Kepohbaru, Sukosewu, Sumberrejo, Kapas dan Baureno. Akibat dari adanya serangan tersebut menyebabkan panen petani berkurang, biasanya dalam 1 hektar lahan padi mampu menghasilkan 7 sampai 9 ton sekarang menjadi 6,5 ton saja.
“Kami memberikan pengobatan dan gerakan pemberantasan tanda-tanda serangan wereng agar dapat meminimalizir angka kerugian akibat wereng, “Tambah Kadin Disperta Bojonegoro.
Pihaknya menambahkan faktor utama penyebab munculnya wereng adalah cuaca yang tak menentu, hujan yang terus menerus dan tanam padi sebanyak 3 kali.
“Padahal seharusnya padi, padi dan palawija namun kemarin petani menanam padi 3 kali jadi berpengaruh pada penyebaran wereng, “Ungkapnya. (lin/red)
from SuaraBojonegoro.Com | Bojonegoro Online Portal & News | Kabar Lokal Untuk Nasional http://ift.tt/2kSKQvs
0 komentar:
Posting Komentar