Reporter : Nella Rachma
suarabojonegoro.com - Tanah longsor akibat hujan lebat kembali terjadi lagi, kali ini terjadi di wilayah Kecamatan Ngambon. Pada Minggu (29/01/2017) kemarin malam, hujan yang mengguyur wilayah Ngambon sangat lebat dan lama mengakitkan tanah pekarangan milik Koheri, warga Desa Nglampin RT 11 RW 04 Kecamatan Ngambon, longsor.
Akibat peristiwa tersebut tidak terdapat korban jiwa, sedangkan kerugian materiil diperkirakan sebesar Rp 15 juta. Sementara tanah yang longsor mengalami pergeseran sepanjang 15 meter dan lebar 7, bergeser atau amblas hingga setinggi kurang lebih 1 meter.
Kapolsek Ngambon AKP Supriyono, terkait peristiwa longsor tersebut membenarkan bahwa telah diterima laporan dari warga tentang adanya tanah longsor di Desa Nglampin Kecamatan Ngambon. Setelah menerima laporan, pihaknya bersama Muspika Kecamatan Ngambon pada Senin (30/01/2017) siang segera melakukan peninjauan di lokasi kejadian.
“Guna mengantisipasi timbulnya bencana yang lebih besar Muspika bersama perangkat desa setempat segera merencanakan upaya tindak lanjut”, terang Kapolsek
Kapolsek juga menambahkan bahwa posisi tanah pekarangan milik Koheri, warga Desa Nglampin RT 11 RW 04 Kecamatan Ngambon tersebut berada di sebuah lereng bukit. Upaya awal untuk menghindari longsor yang lebih besar, telah dilakukan oleh pemilik dan perangkat desa setempat dibantu warga sekitar dengan memberikan patok bambu di sepanjang tanah yang longsor tersebut.
“Upaya dengan diberikan patok bambu hanya bersifat sementara”, tambah Kapolsek.
Untuk upaya pencegahan yang lebih besar harus segera dilakukan dikarenakan posisi pekarangan milik Koheri,tersebut berada di sebuah lereng bukit. Sementara 45 meter dibawahnya terdapat rumah warga lainnya, sehingga jika terjadi longsor yang lebih besar maka berpotensi menimpa rumah yang berada di bawahnya.
“Adapun material yang dibutuhkan untuk mengatisipasi longsor yang lebih besar antara lain batu dan bronjong serta bambu”, tutup Kapolsek. (ney/lis)
suarabojonegoro.com - Tanah longsor akibat hujan lebat kembali terjadi lagi, kali ini terjadi di wilayah Kecamatan Ngambon. Pada Minggu (29/01/2017) kemarin malam, hujan yang mengguyur wilayah Ngambon sangat lebat dan lama mengakitkan tanah pekarangan milik Koheri, warga Desa Nglampin RT 11 RW 04 Kecamatan Ngambon, longsor.
Akibat peristiwa tersebut tidak terdapat korban jiwa, sedangkan kerugian materiil diperkirakan sebesar Rp 15 juta. Sementara tanah yang longsor mengalami pergeseran sepanjang 15 meter dan lebar 7, bergeser atau amblas hingga setinggi kurang lebih 1 meter.
Kapolsek Ngambon AKP Supriyono, terkait peristiwa longsor tersebut membenarkan bahwa telah diterima laporan dari warga tentang adanya tanah longsor di Desa Nglampin Kecamatan Ngambon. Setelah menerima laporan, pihaknya bersama Muspika Kecamatan Ngambon pada Senin (30/01/2017) siang segera melakukan peninjauan di lokasi kejadian.
“Guna mengantisipasi timbulnya bencana yang lebih besar Muspika bersama perangkat desa setempat segera merencanakan upaya tindak lanjut”, terang Kapolsek
Kapolsek juga menambahkan bahwa posisi tanah pekarangan milik Koheri, warga Desa Nglampin RT 11 RW 04 Kecamatan Ngambon tersebut berada di sebuah lereng bukit. Upaya awal untuk menghindari longsor yang lebih besar, telah dilakukan oleh pemilik dan perangkat desa setempat dibantu warga sekitar dengan memberikan patok bambu di sepanjang tanah yang longsor tersebut.
“Upaya dengan diberikan patok bambu hanya bersifat sementara”, tambah Kapolsek.
Untuk upaya pencegahan yang lebih besar harus segera dilakukan dikarenakan posisi pekarangan milik Koheri,tersebut berada di sebuah lereng bukit. Sementara 45 meter dibawahnya terdapat rumah warga lainnya, sehingga jika terjadi longsor yang lebih besar maka berpotensi menimpa rumah yang berada di bawahnya.
“Adapun material yang dibutuhkan untuk mengatisipasi longsor yang lebih besar antara lain batu dan bronjong serta bambu”, tutup Kapolsek. (ney/lis)
from SuaraBojonegoro.Com | Bojonegoro Online Portal & News | Kabar Lokal Untuk Nasional http://ift.tt/2kawKWY
0 komentar:
Posting Komentar