Oleh : Dea Claresa Anggraini
suarabojonegoro.com - Masyarakat di Indonesia sudah tidak asing lagi dengan bahan penyedap makanan yang satu ini yaitu MSG (Monosodium Glutamate). Monosodium glutamate adalah kristal putih yang biasanya dibuat sebagai pelengkap bumbu masak yang mempunyai cita rasa yang kuat. MSG (Monosodium glutamate) juga dikenal dengan natrium glutamat atau vetsin tetapi kebanyakan masyarakat banyak yang menyebutnya dengan micin. Micin ini biasanya digunakan untuk menanambah citra rasa masakan agar lebih enak.
MSG tidak hanya digunakan dalam bumbu dapur tetapi ada juga yang terdapat dalam makanan ringan. Terkadang dalam makanan ringan bukan nama MSG yang digunakan tapi ada beberapa nama lain selain MSG yaitu mononatrium glutamat, vetsin, zinc glutamate dan potasium glutamate. MSG sudah lama digunakan dalam industri makanan maupun rumahan di seluruh dunia. Penggunaan MSG dilakukan agar menambah cita rasa tersendiri terhadap masakan yang dibuat atau dihidangkan. Berita mengenai MSG muncul ketika adanya reaksi yang terkait dengan mengonsusmi MSG.
Banyak masyarakat menganggap bahwa MSG adalah salah satu hal buruk yang dapat menyebabkan kebodohan, kanker, stroke, dan kerusakan otak. Bukan hanya itu terkadang MSG juga dianggap penyebab dari pusing dan mual. Padahal kandungan MSG tersusun atas 78% Glutamate, 12% Natrium dan 10% air. Kandungan glutamate yang tinggi itulah yang menyebabkan rasa gurih dalam segala macam masakan, sedangkan natrium adalah zat gizi.
Jika dikonsumsi berlebihan maka dapat mengakibatkan obesitas, dan hipertensi. kekurangan natrium juga tidak baik, hal ini dapat menyebabkan otot menjadi lemah sehingga aktivitas kita terganggu.
Sebenarnya tidak semua masakan cocok diberi tambahan MSG, karena ada masakan yang rasanya gurih tanpa diberi tambahan MSG. Akan tetapi, dikalangan masyarakat semua masakan diberi tambahan MSG utuk menyedapkan masakan, apabila tidak diberi MSG rasa masakannya tidak enak dan gurih. Persepsi yang demikian tentunya salah besar.
Hal ini diakibatkan ketika terlalu banyak mengkonsumsi MSG dalam waktu 20-30 menit terkadang akan timbul rasa haus, dan pusing biasanya sering disebut dengan chinese restaurant syndrome. Ada orang-orang tertentu yang sensitif atau alergi terhadap MSG. Untuk orang yang sensitif tidak dianjurkan untuk mengonsumsi MSG dan dapat menggantikannya dengan sisa air rebusan daging atau ayam.
Batasan aman penggunaan MSG bagi manusia yaitu perhari 0-120 mg/Kg BB jika BB seseorang 50 kg maka konsumsi aman adalah 6 gram MSG kira-kira 2 sendok teh perharinya.
Batasan ini hanya berlaku untuk orang dewasa bukan untuk bayi dan anak-anak. Bayi dan anak-anak sebaiknya tidak diberi makanan yang mengandung MSG.
MSG pada dosis yang biasa dikonsumsi manusia tidak terbukti menyebabkan kebodohan. Kecuali pada orang-orang yang sensitif atau alergi terhadap MSG. Sebaiknya orang-orang yang sensitif atau alergi meghindari mengonsumsi MSG, karena nanti akan menyebabkan gejala mual, dan pusing. Tetapi lebih baik jika menggunakan rempah-rempah sendiri untuk menghasilkan rasa enak, gurih, dan sedap, selain MSG. Hal ini diperkuat dengan kondisi demografi Indonesia yang banyak memiliki rempah-rempah.
*) Penulis adalah mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang
suarabojonegoro.com - Masyarakat di Indonesia sudah tidak asing lagi dengan bahan penyedap makanan yang satu ini yaitu MSG (Monosodium Glutamate). Monosodium glutamate adalah kristal putih yang biasanya dibuat sebagai pelengkap bumbu masak yang mempunyai cita rasa yang kuat. MSG (Monosodium glutamate) juga dikenal dengan natrium glutamat atau vetsin tetapi kebanyakan masyarakat banyak yang menyebutnya dengan micin. Micin ini biasanya digunakan untuk menanambah citra rasa masakan agar lebih enak.
MSG tidak hanya digunakan dalam bumbu dapur tetapi ada juga yang terdapat dalam makanan ringan. Terkadang dalam makanan ringan bukan nama MSG yang digunakan tapi ada beberapa nama lain selain MSG yaitu mononatrium glutamat, vetsin, zinc glutamate dan potasium glutamate. MSG sudah lama digunakan dalam industri makanan maupun rumahan di seluruh dunia. Penggunaan MSG dilakukan agar menambah cita rasa tersendiri terhadap masakan yang dibuat atau dihidangkan. Berita mengenai MSG muncul ketika adanya reaksi yang terkait dengan mengonsusmi MSG.
Banyak masyarakat menganggap bahwa MSG adalah salah satu hal buruk yang dapat menyebabkan kebodohan, kanker, stroke, dan kerusakan otak. Bukan hanya itu terkadang MSG juga dianggap penyebab dari pusing dan mual. Padahal kandungan MSG tersusun atas 78% Glutamate, 12% Natrium dan 10% air. Kandungan glutamate yang tinggi itulah yang menyebabkan rasa gurih dalam segala macam masakan, sedangkan natrium adalah zat gizi.
Jika dikonsumsi berlebihan maka dapat mengakibatkan obesitas, dan hipertensi. kekurangan natrium juga tidak baik, hal ini dapat menyebabkan otot menjadi lemah sehingga aktivitas kita terganggu.
Sebenarnya tidak semua masakan cocok diberi tambahan MSG, karena ada masakan yang rasanya gurih tanpa diberi tambahan MSG. Akan tetapi, dikalangan masyarakat semua masakan diberi tambahan MSG utuk menyedapkan masakan, apabila tidak diberi MSG rasa masakannya tidak enak dan gurih. Persepsi yang demikian tentunya salah besar.
Hal ini diakibatkan ketika terlalu banyak mengkonsumsi MSG dalam waktu 20-30 menit terkadang akan timbul rasa haus, dan pusing biasanya sering disebut dengan chinese restaurant syndrome. Ada orang-orang tertentu yang sensitif atau alergi terhadap MSG. Untuk orang yang sensitif tidak dianjurkan untuk mengonsumsi MSG dan dapat menggantikannya dengan sisa air rebusan daging atau ayam.
Batasan aman penggunaan MSG bagi manusia yaitu perhari 0-120 mg/Kg BB jika BB seseorang 50 kg maka konsumsi aman adalah 6 gram MSG kira-kira 2 sendok teh perharinya.
Batasan ini hanya berlaku untuk orang dewasa bukan untuk bayi dan anak-anak. Bayi dan anak-anak sebaiknya tidak diberi makanan yang mengandung MSG.
MSG pada dosis yang biasa dikonsumsi manusia tidak terbukti menyebabkan kebodohan. Kecuali pada orang-orang yang sensitif atau alergi terhadap MSG. Sebaiknya orang-orang yang sensitif atau alergi meghindari mengonsumsi MSG, karena nanti akan menyebabkan gejala mual, dan pusing. Tetapi lebih baik jika menggunakan rempah-rempah sendiri untuk menghasilkan rasa enak, gurih, dan sedap, selain MSG. Hal ini diperkuat dengan kondisi demografi Indonesia yang banyak memiliki rempah-rempah.
*) Penulis adalah mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang
from SuaraBojonegoro.Com | Bojonegoro Online Portal & News | Kabar Lokal Untuk Nasional http://ift.tt/2rmkFUk
0 komentar:
Posting Komentar