Jumat, 29 September 2017
CIBINONG–Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Pondok Rajeg Kelas II A Cibinong, membentuk halte pembinaan. Fasilitas tersebut, untuk mempermudah penilaian pemberian pengurangan masa menjalani pidana atau remisi kepada warga binaan.
Kepala Lapas (Kalapas) Pondok Rajeg, Anak Agus Gede Krisna menuturkan, halte pembinaan tersebut akan digunakan sebelum warga binaan mengikuti kegiatan di lapas.
Sehingga, akan muncul nilai yang sudah ditentukan dari program pembinaan. “Besarnya meliputi kemandirian. Yaitu keterampilan mulai dari menjahit, mengelas, dan komputer. Sedangkan kepribadian adalah kegiatan ibadah keagamaan, pendidikan paket dan Pramuka,” ujarnya kepada Radar Bogor.
Dari berbagai kegiatan tersebut, kata pria yang akrab disapa Krisna ini, nantinya akan menjadi acuan dalam menentukan skor untuk masuk penilaian remisi.
Selain itu, sambung dia, warga binaan juga harus tidak tercatat dalam register pelanggaran. “Dalam mendapatkan nilai para napi harus absen pada TPS menggunakan sistem digital berupa sidik jari yang sudah direkam,” tuturnya.
Ia berharap, secepatnya sistem tersebut bisa diaplikasikan. Sebab, saat ini masih dalam tahap persiapan. “Kami juga harus sosialisasikan dahulu kepada napi agar tidak kaget dan semakin semangat mengikuti setiap kegiatan yang baik,” pungkasnya.(rp2/c)
from ENTER BOGOR http://ift.tt/2ydP9fq
Halte Pembinaan Jadi Acuan
di
3:36:00 AM
CIBINONG–Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Pondok Rajeg Kelas II A Cibinong, membentuk halte pembinaan. Fasilitas tersebut, untuk mempermudah penilaian pemberian pengurangan masa menjalani pidana atau remisi kepada warga binaan.
Kepala Lapas (Kalapas) Pondok Rajeg, Anak Agus Gede Krisna menuturkan, halte pembinaan tersebut akan digunakan sebelum warga binaan mengikuti kegiatan di lapas.
Sehingga, akan muncul nilai yang sudah ditentukan dari program pembinaan. “Besarnya meliputi kemandirian. Yaitu keterampilan mulai dari menjahit, mengelas, dan komputer. Sedangkan kepribadian adalah kegiatan ibadah keagamaan, pendidikan paket dan Pramuka,” ujarnya kepada Radar Bogor.
Dari berbagai kegiatan tersebut, kata pria yang akrab disapa Krisna ini, nantinya akan menjadi acuan dalam menentukan skor untuk masuk penilaian remisi.
Selain itu, sambung dia, warga binaan juga harus tidak tercatat dalam register pelanggaran. “Dalam mendapatkan nilai para napi harus absen pada TPS menggunakan sistem digital berupa sidik jari yang sudah direkam,” tuturnya.
Ia berharap, secepatnya sistem tersebut bisa diaplikasikan. Sebab, saat ini masih dalam tahap persiapan. “Kami juga harus sosialisasikan dahulu kepada napi agar tidak kaget dan semakin semangat mengikuti setiap kegiatan yang baik,” pungkasnya.(rp2/c)
from ENTER BOGOR http://ift.tt/2ydP9fq
Tags :
ENTER BOGOR
Related : Halte Pembinaan Jadi Acuan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar