CIAWI-RADAR BOGOR, salah satu terduga teroris yang diciduk Densus 88 di Desa Pandansari, Kecamatan Ciawi, rupanya memiliki rekam jejak yang buruk. Selain terlibat dalam kasus terorisme, AR juga pernah terlibat dalam kasus penggelapan kendaraan.
Hal itu diungkapkan Bhabinkamtibmas Desa Banjarsari Bripka Sutris. Menurutnya, AR kerap berpindah-pindah tempat. Sebelum diamankan, AR pernah mengontrak bersama istri ketiganya di Kampung Caringin RT05/02, Desa Banjarsari.
Diduga, AR sudah mengetahui jika dirinya tengah diawasi. Maka, sejak awal 2018, keberadaan terduga teroris itu sempat menghilang dari pantauan. ”Sekitar dua minggu lalu mulai luput dari pantuan kami,” ujarnya kepada Radar Bogor, kemarin (8/5).
Meski demikian, Sutris sudah mengendus keterlibatannya dalam salah satu jaringan terorisme yang ada di Indonesia. ”Secara diam-diam saya memantau pergerakan dia selama di Banjarsari. Dan saya sering berbagi informasi tentang dia kepada Densus 88,” katanya.
Selain itu, AR juga pernah terlibat dalam kasus pidana terkait dengan beberapa kendaraan roda empat yang digelapkan. ”AR cenderung tertutup dengan masyarakat. Dia tidak menyapa siapa pun sebelum disapa terlebih dahulu,” ujarnya. Selama di Banjarsari, ia hanya fokus usaha ternak lele dan tutut saja.
Sementara itu, Ketua LPM Desa Banjarsari Chaidir mengaku akan semakin meningkatkan kewaspadaan di wilayahnya. Dirinya juga telah berkoordinasi dengan pemerintah desa dan pengurus di setiap wilayah untuk rutin menggiatkan siskamling.
”Ini sesuai imbauan Muspika Ciawi pasca penangkapan terduga teroris. Intinya kami terus tingkatkan sistem keamanan lingkungan,” tukasnya.(cr3/c)
Sumber : Radar Bogor
from ENTER BOGOR https://ift.tt/2Ipm1Ye
0 komentar:
Posting Komentar