Jumat, 27 April 2018
Aksi membocorkan soal ujian nasional berbasis komputer (UNBK) ditanggapi serius oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.
Dia menegaskan jika hasil UN pelaku akan dibatalkan. Tahun depan pun tak diberi kesempatan ujian.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) masih mengusut kasus tersebarnya soal ujian nasional di media sosial Line. Muhadjir menjelaskan jika pihaknya bisa dengan mudah menemukan. ”Dari sekian banyak peserta ujian, pelakunya hanya tiga,” tuturnya kemarin (25/4).
Muhadjir mengaku jika dia sudah mengetahui siapa tiga orang tersebut. Bahkan, kini Kemendikbud dalam pengejaran pelaku pembocoran soal. ”Sudah diketahui termasuk dilakukan (pengiriman foto soal UN) setelah ujian atau pas ujian. Nanti kita lihat jejak digital di handphone-nya,” ungkap Muhadjir.
Ketika sudah tertangkap, Muhadjir meyakinkan jika pelaku akan dibatalkan hasil ujiannya. ”Tahun depan juga tidak boleh ikut,” bebernya.
Dalam UNBK kali ini masalah lain yang dipersoalkan adalah penerapan higher order thinking skills (HOTS). Walaupun Kemendikbud mendapat banyak protes atas penggunaan HOTS, Muhadjir bersikukuh akan menerapkan soal dengan bobot yang sama di tahun depan. ”Kalau kritik HOTS belum bisa diterapkan karena fasilitas belum maju dan sebagainya, ya nunggu siap maka akan lebih lama,” tutur Muhadjir.
Asal mula Indonesia menggunakan HOTS sendiri dimulai ketika bergabung dengan program for international student assessment (PISA) pada 2001. Pisa merupakan organisasi untuk melakukan pengujian secara internasional kualitas murid. ”Itu yang diributkan merupakan hasil dari 2015,” tuturnya. Pada tahun itu, menurut hasil penilaian Pisa kualitas murid di Indonesia rendah. Sebab soal ujian di bawah standar Pisa.
Dia juga berdalih jika ujian nasional memang lebih pantas menggunakan soal. Sebab dalam ujian sekolah sudah berstandar nasional. ”UN pakai standar internasional. Agar sesuai dengan negara yang maju dan besar,” ungkap pria kelahiran Madiun itu.
Muhadjir juga mengakui jika tenaga pendidik belum semua mumpuni menerapkan HOTS. Begitu juga bimbingan belajar. ”Sitem evaluasinya dengan drill. Makanya ini kita update. Kami sangat paham makanya diberi porsi 10 persen untuk soal HOTS,” tuturnya.
Hari ini (26/4) merupakan pelaksanaan terakhir ujian nasional (UN) di tingkat sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs). Seperti tahun-tahun sebelumnya, pemerintah enggan kecolongan atas perilaku vandalisme usai UN.
Untuk itu, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor menyiagakan seluruh Satgas Pelajar. Kepala Disdik Kota Bogor, Fakhrudin mengaku, sejak jauh-jauh hari sudah mengantisipasi tindakan-tindakan kenakalan remaja.
Menurutnya, momen hari terakhir ujian kerap kali diisi dengan berbagai macam selebrasi.
“Besok (hari ini) terakhir akan diinstruksikan agar siswa tidak melakukan corat-coret dan lain-lain yang melanggar nilai-nilai pendidikan maupun aturan yang berlaku,” jelasnya kepada Radar Bogor, kemarin (25/4).
Tak tanggung-tanggung, setiap sekolah minimal wajib menyiagakan satu orang Satgas. “Akan diturunkan Satgas Pelajar untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Yang mobile kira-kira 50 orang,” terangnya.
Sementara itu, pelaksanaan UNBK pada hari ketiga kemarin, menurutnya berlangsung lebih lancar. Hal itu memang sudah ia prediksi sebelumnya. Karena berdasarkan pengalamannya dari tahun ke tahun, beberapa permasalahan hanya ada pada hari-hari pertama UNBK dilaksanakan. “Alhamdulillah hari ini lancar jaya,” kata Fahmi.
Serupa, palaksanaan UN hari ketiga di Kabupaten Bogor juga berlangusng tanpa hambatan. Meski begitu, Kepala Disdik Kabupaten Bogor, TB Luthfie Syam enggan bicara banyak terkait antisipasi kenakalan usai pelaksanaan UN. Menurutnya, ia punya cara tersendiri yakni memberikan nasihat bagi para siswa. “Memberikan pendidikan dan nasihat yang baik secara ikhlas,” ujarnya.
Sumber : radarbogor.id
from ENTER BOGOR https://ift.tt/2r2TIE1
Nilai Penyebar Soal UN Dibatalkan
di
2:34:00 AM
Aksi membocorkan soal ujian nasional berbasis komputer (UNBK) ditanggapi serius oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy.
Dia menegaskan jika hasil UN pelaku akan dibatalkan. Tahun depan pun tak diberi kesempatan ujian.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) masih mengusut kasus tersebarnya soal ujian nasional di media sosial Line. Muhadjir menjelaskan jika pihaknya bisa dengan mudah menemukan. ”Dari sekian banyak peserta ujian, pelakunya hanya tiga,” tuturnya kemarin (25/4).
Muhadjir mengaku jika dia sudah mengetahui siapa tiga orang tersebut. Bahkan, kini Kemendikbud dalam pengejaran pelaku pembocoran soal. ”Sudah diketahui termasuk dilakukan (pengiriman foto soal UN) setelah ujian atau pas ujian. Nanti kita lihat jejak digital di handphone-nya,” ungkap Muhadjir.
Ketika sudah tertangkap, Muhadjir meyakinkan jika pelaku akan dibatalkan hasil ujiannya. ”Tahun depan juga tidak boleh ikut,” bebernya.
Dalam UNBK kali ini masalah lain yang dipersoalkan adalah penerapan higher order thinking skills (HOTS). Walaupun Kemendikbud mendapat banyak protes atas penggunaan HOTS, Muhadjir bersikukuh akan menerapkan soal dengan bobot yang sama di tahun depan. ”Kalau kritik HOTS belum bisa diterapkan karena fasilitas belum maju dan sebagainya, ya nunggu siap maka akan lebih lama,” tutur Muhadjir.
Asal mula Indonesia menggunakan HOTS sendiri dimulai ketika bergabung dengan program for international student assessment (PISA) pada 2001. Pisa merupakan organisasi untuk melakukan pengujian secara internasional kualitas murid. ”Itu yang diributkan merupakan hasil dari 2015,” tuturnya. Pada tahun itu, menurut hasil penilaian Pisa kualitas murid di Indonesia rendah. Sebab soal ujian di bawah standar Pisa.
Dia juga berdalih jika ujian nasional memang lebih pantas menggunakan soal. Sebab dalam ujian sekolah sudah berstandar nasional. ”UN pakai standar internasional. Agar sesuai dengan negara yang maju dan besar,” ungkap pria kelahiran Madiun itu.
Muhadjir juga mengakui jika tenaga pendidik belum semua mumpuni menerapkan HOTS. Begitu juga bimbingan belajar. ”Sitem evaluasinya dengan drill. Makanya ini kita update. Kami sangat paham makanya diberi porsi 10 persen untuk soal HOTS,” tuturnya.
Hari ini (26/4) merupakan pelaksanaan terakhir ujian nasional (UN) di tingkat sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs). Seperti tahun-tahun sebelumnya, pemerintah enggan kecolongan atas perilaku vandalisme usai UN.
Untuk itu, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor menyiagakan seluruh Satgas Pelajar. Kepala Disdik Kota Bogor, Fakhrudin mengaku, sejak jauh-jauh hari sudah mengantisipasi tindakan-tindakan kenakalan remaja.
Menurutnya, momen hari terakhir ujian kerap kali diisi dengan berbagai macam selebrasi.
“Besok (hari ini) terakhir akan diinstruksikan agar siswa tidak melakukan corat-coret dan lain-lain yang melanggar nilai-nilai pendidikan maupun aturan yang berlaku,” jelasnya kepada Radar Bogor, kemarin (25/4).
Tak tanggung-tanggung, setiap sekolah minimal wajib menyiagakan satu orang Satgas. “Akan diturunkan Satgas Pelajar untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Yang mobile kira-kira 50 orang,” terangnya.
Sementara itu, pelaksanaan UNBK pada hari ketiga kemarin, menurutnya berlangsung lebih lancar. Hal itu memang sudah ia prediksi sebelumnya. Karena berdasarkan pengalamannya dari tahun ke tahun, beberapa permasalahan hanya ada pada hari-hari pertama UNBK dilaksanakan. “Alhamdulillah hari ini lancar jaya,” kata Fahmi.
Serupa, palaksanaan UN hari ketiga di Kabupaten Bogor juga berlangusng tanpa hambatan. Meski begitu, Kepala Disdik Kabupaten Bogor, TB Luthfie Syam enggan bicara banyak terkait antisipasi kenakalan usai pelaksanaan UN. Menurutnya, ia punya cara tersendiri yakni memberikan nasihat bagi para siswa. “Memberikan pendidikan dan nasihat yang baik secara ikhlas,” ujarnya.
Sumber : radarbogor.id
from ENTER BOGOR https://ift.tt/2r2TIE1
Tags :
ENTER BOGOR
Related : Nilai Penyebar Soal UN Dibatalkan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar